TIDENG PALE - Risalah kebijakan terbaru yang diterbitkan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemdikbudristek menunjukkan terjadinya kehilangan kemampuan belajar (learning loss) di Indonesia. Studi itu menemukan kehilangan kemampuan belajar sebesar 5-6 bulan untuk bidang literasi dan numerasi di tingkat SD. Pemerintah daerah diminta untuk segera merespons temuan ini. Puslitjak merekomendasikan tujuh langkah strategis yang bisa diambil pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak buruk learning loss. "Alhamdulillah. Kita ucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, karena beberapa dari rekomendasi Puslitjak sudah kita jalankan sejak tahun 2020. Bahkan informasi yang kami terima dari INOVASI yang ikut melakukan studi ini, beberapa rekomendasi yang disampaikan Puslitjak mengambil pengalaman dari Tana Tidung," terang Jafar Sidik, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung dalam acara Diklat Calon Kepala SD dan SMP di Gedung Serbaguna SMP/SMA Terpadu Unggulan Tana Tidung pada Rabu (03/11).
Dalam laporannya kepada Bupati Ibrahim Ali, Jafar mengatakan Tana Tidung patut berbangga diri karena upaya mencari kembali siswa yang tidak mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada awal masa pandemi, menjadi salah satu contoh praktik baik yang dirujuk Puslitjak. Tana Tidung berhasil mengembalikan 10 persen dari 12 persen siswa yang sempat hilang dari proses pembelajaran. Keberhasilan ini yang membuat partisipasi belajar di Tana Tidung mampu mencapai 98 persen di masa pandemi.
Lebih lanjut Jafar mengatakan upaya Tana Tidung melatih kepala sekolah, pengawas, dan guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga menjadi contoh baik yang diteliti Puslitjak. Melalui pelatihan itu, Tana Tidung mampu menggunakan kurikulum darurat, memodifikasi modul belajar literasi-numerasi Kemdikbud menjadi lembar aktivitas siswa, melakukan assessment diagnosis kognitif dan kognitif, serta melakukan pemulihan kemampuan belajar melalui pembelajaran terdiferensiasi (berbeda).
Jafar mengatakan rekomendasi yang disampaikan oleh Puslitjak ini, menunjukkan bahwa program pendidikan di Tana Tidung pada masa pandemi sudah berada di jalan yang benar. "Kita tinggal mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari kegiatan-kegiatan yang sudah kita lakukan selama ini," tegasnya.
Sejumlah keberhasilan di masa pandemi membuat Tana Tidung kerap diundang bicara di tingkat nasional dan provinsi lain di Indonesia. Pada bulan April 2021, Bupati Ibrahim Ali khusus diundang khusus oleh Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan (Balitbangbuk) Kemdikbud untuk berbagai keberhasilan mengantisipasi learning loss. Bupati Ibrahim Ali dinilai progresif karena mampu mempertahankan partisipasi belajar selama masa pandemi sampai 98 persen.
Bupati Ibrahim Ali juga mendapat pujian karena mendorong semua kepala daerah di Indonesia untuk mengambil langkah serius mengantisipasi learning loss. Bupati Ibrahim Ali dalam presentasinya mengatakan, jika tidak direspons segera, maka learning loss bisa membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar di masa depan. Anak-anak yang sekarang belajar di bangku sekolah bisa kehilangan pekerjaan saat mereka dewasa. "Masa depan anak-anak kita saat ini, sangat tergantung kepada seberapa serius kita mengantisipasi learning loss," katanya.
Tokoh pendidikan nasional Najelaa Shihab secara khusus memuji presentasi Bupati Ibrahim Ali dalam Forum Temu INOVASI itu. Inisiator Merdeka Belajar itu, mengapresiasi Tana Tidung karena menggunakan kurikulum darurat. Kakak dari presenter kondang Najwa Shihab itu mengatakan, selain mampu mengurangi beban mengajar guru, penggunaan kurikulum darurat membuat siswa bisa fokus mempelajari kompetensi esensial yaitu literasi dan numerasi. "Kompetensi inilah yang dibutuhkan anak untuk bisa belajar pada level pendidikan selanjutnya," tegasnya.